1. Jenis kesalahan bahasa menurut satuan2 bahasa mulai fonem,kata,frase atau gatra,klausa,kalimat,paragraph sampai wacana
2. Kesalahan semantis dalam hal pemilihan kata yang tepat meliputi kesalahan semantis menurut makna lugas dan makna kias
3. Jenis kesalahan bahasa dalam ejaan menyangkut segi pemakaian huruf,meliputi penulisan huruf,penulisan kata,penulisan unsur serapan dan tanda baca
JAWABAN
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA
Pendahuluan
Pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar! Ungkapan itu sudah klise sebab kita sudah sering mendengar ataupun membacanya, bahkan membicarakan dan menuliskan ungkapan tersebut. Akibatnya, kita pun dapat bertanya “Apakah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar itu masih belum dicapai saat ini? Apakah penggunaan bahasa Indonesia saat ini masih belum baik dan benar?”Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Melalui analisis kesalahan berbahasa, kita dapat menjelaskan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang memenuhi faktor-faktor komunikasi, adapun bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah-kaidah(tata bahasa) dalam kebahasaan. Bagaimana cara kita menganalisis bahasa yang baik dan benar itu? Hal itulah yang akan dibahas dalam makalah ini. hal-hal yang harus diketahui dalam analisis kelasalahan berbahasa adalah sebagai berikut:
1.Pengertian Kesalahan Berbahasa.
2.Kategori Kesalahan Berbahasa.
3 Sumber Kesalahan Berbahasa.
4.Tujuan Analisis Kesalahan Berbahasa.
5.Metodologi Analisis
Kesalahan Berbahasa.Diharapkan agar para mahasiswa mempelajari hal tersebut melalui sajian dalam makalah ini. Dengan mengetahui analisis kesalahan dalam berbahasa, mahasiswa dapat mengimplementasikannya ke dalam bahasa Indonesia. Akhirnya pernyataan“Pergunakanlah bahasa yang baik dan benar” menjadi kenyataan.
KESALAHAN BERBAHASA
Pengertian Kesalahan Berbahasa
Pembahasan tentang kesalahan berbahasa merupakan masalah yang tidak sederhana, tetapi bisa juga menjadi tidak ada masalah yang harus dibahas dalamkesalahan berbahasa. Oleh karena itu, mahasiswa harus mengetahui terlebih dahulu tentang pengertian kesalahan berbahasa. Tidak mungkin mahasiswa mengerti kesalahan berbahasa apabila mahasiswa tidak memiliki pengetahuan atau teori lmahasiswasan tentang hal tersebut. Tidak mungkin mahasiswa memiliki pengetahuan atau teori mahasiswasa tentang kesalahan berbahasa apabila mahasiswa tidak pernah mempelajari tentang itu.Tidak mungkin mahasiswa tidak mempelajari hal itu apabila mahasiswa ingin mengetahui dan memiliki teori analisis tentang kesalahan berbahasa.Istilah kesalahan berbahasa memiliki pengertian yang beragam. Untuk itu,pengertian kesalahan berbahasa perlu diketahui lebih awal sebelum kitamembahas tentang kesalahan berbahasa. Corder (1974) menggunakan 3 (tiga)istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa:
(1) Lapses,
(2) Error
, dan
(3)Mistake
. Bagi Burt dan Kiparsky dalam Syafi’ie (1984) mengistilahkan kesalahanberbahasa itu dengan “ goof ”, “goofing ”, dan “gooficon
”. Sedangkan Huda (1981)mengistilahkan kesalahan berbahasa itu dengan “kekhilafan (error)”. AdapunTarigan (1997) menyebutnya dengan istilah “kesalahan berbahasa”. Baiklah mahasiswaperlu mengetahui pengertian istilah-istilah tersebut.
Lapses, Error dan Mistake adalah istilah-istilah dalam wilayah kesalahan berbahasa. Ketiga istilah itu memiliki domain yang berbeda-beda dalam pendalaman kesalahan berbahasa. Corder (1974) menjelaskan:1)
Lapses
adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk menyatakan sesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai dinyatakan selengkapnya. Untuk berbahasa lisan, jenis kesalahan ini diistilahkan dengan“slip of the tongue” sedang untuk berbahasa tulis, jenis kesalahan ini diistilahkan “slip of the pen”. Kesalahan ini terjadi akibat ketidaksengajaan yang tidak disadari oleh penuturnya.
Error
adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan tata bahasa (breaches of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur sudah memiliki aturan (kaidah) tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain, sehingga itu berdampak pada kekurang sempurnaan atau ketidakmampuan penutur. Hal tersebut berimplikasi terhadap penggunaan bahasa, terjadi kesalahan berbahasa akibat penutur menggunakan kaidah bahasa yang salah.
Mistake
Mistake adalah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam memilihkata atau ungkapan untuk suatu situasi tertentu. Kesalahan ini mengacu kepada kesalahan akibat penutur tidak tepat menggunakan kaidah yangdiketahui benar, bukan karena kurangnya penguasaan bahasa kedua (B2).Kesalahan terjadi pada produk tuturan yang tidak benar.Burt dan Kiparsky tidak membedakan kesalahan berbahasa, tetapi dia menyebut “goof ” untuk kesalahan berbahasa, yakni: kalimat-kalimat atau tuturanyang mengandung kesalahan, “gooficon” untuk menyebut jenis kesalahan (sifatkesalahan) dari kegramatikaan atau tata bahasa, sedangkan “goofing” adalah penyebutan terhadap seluruh kesalahan tersebut,goof dan gooficon
. MenurutHuda (1981), kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa (anak) yang sedangmemperoleh dan belajar bahasa kedua disebut kekhilafan (error).Kekhilafan (error ), menurut Nelson Brook dalam Syafi’ie (1984), itu“dosa/kesalahan” yang harus dihindari dan dampaknya harus dibatasi, tetapi kehadiran kekhilafan itu tidak dapat dihindari dalam pembelajaran bahasa kedua.Ditegaskan oleh Dulay, Burt maupun Richard (1979), kekhilafan akan selalu muncul betapa pun usaha pencegahan dilakukan, tidak seorang pun dapat belajar bahasa tanpa melakukan kekhilafan (kesalahan) berbahasa. Menurut temuan kajian dalam bidang psikologi kognitif, setiap anak yang sedang memperoleh danbelajar bahasa kedua (B2) selalu membangun bahasa melalui proses kreativitas.
Jadi, kekhilafan adalah hasil atau implikasi dari kreativitas, bukan suatu kesalahanberbahasa.Kekhilafan adalah suatu hal yang wajar dan selalu dialami oleh mahasiswa dalam proses pemerolehan dan pembelajaran bahasa kedua. Hal itumerupakan implikasi logis dari proses pembentukan kreatif siswa (anak).Hendrickson dalam Nurhadi (1990) menyimpulkan bahwa kekhilafan berbahasa bukanlah sesuatu yang semata-mata harus dihindari, melainkan sesuatu yang perludipelajari. Dengan mempelajari kekhilafan minimal ada 3 (tiga) informasi yang akan diperoleh guru (pengajar) bahasa, yakni:
1) kekhilafan berguna untuk umpan balik (feedback), yakni tentang seberapa jauh jarak yang harus ditempuh oleh anak untuk sampai kepada tujuan serta hal apa(materi) yang masih harus dipelajari oleh mahasiswa;
2) kekhilafan berguna sebagai data/fakta empiris untuk peneliti atau penelitiantentang bagaimana seseorang memperoleh dan mempelajari bahasa;
3) kekhilafan berguna sebagai masukan (input ), bahwa kekhilafan adalah halyang tidak terhindarkan dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa, danmerupakan salah satu strategi yang digunakan oleh anak untuk pemerolehanbahasanya (Corder; Richard, 1975).Kesalahan berbahasa dipmahasiswang sebagai bagian dari proses belajar bahasa.Ini berarti bahwa kesalahan berbahasa adalah bagian yang integral daripemerolehan dan pengajaran bahasa.Sekarang “Apa yang dimaksud kesalahan berbahasa Indonesia?” Apabilakesalahan berbahasa itu dihubungkan dengan pernyataan atau semboyan“
disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya: kurikulum, guru, pendekatan,pemilihan bahan ajar, serta cara pengajaran bahasa yang kurang tepat (Tarigan,1997).Burt, Dulay, maupun Krashen (1982) membedakan wilayah (taksinomi)kesalahan berbahasa menjadi kesalahan atau kekhilafan:
Jawaban Untuk Soal No 1
Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Tataran Fonologi
Sebelumnya telah diketahui bahwa fonologi merupakan salah satu bidang ilmu yang membahasa hak-ikhwal pengucapan bunyi-bunyi bahasa atau fonem suatu bahasa. Kesalahan fonetis membuka kemungkinan terjadinya penafsiran pendengar terhadap makna ucapan itu. Fonem yang ada di dalam bahasa Indonesia yang diucapkan atau dilafalkan menurut sisitem yang berlaku sebagai berikut:
- Fonem jenis vokal
/a/ seperti pada kata : api, padi, lusa
/i/ seperti pada kata : itu, simpan, murni
/o/ seperti pada kata : oleh, kota, toko
/u/ seperti pada kata : ulang, bumi, ibu
/e/ seperti pada kata : enak, petak, metode
- Fonem jenis diftong
/ai/ seperti pada kata : pandai, pantai, ramai
/au/ seperti pada kata : aula, saudara, harimau
/oi/ seperti pada kata : amboi, sepoi, sekoi
- Fonem jenis Konsonan
/b/ seperti pada kata : bahasa, sebut, adab
/c/ seperti pada kata : cakap, kaca
/d/ seperti pada kata : dua, ada, abad
/f/ seperti pada kata : fakir, kafan, maaf
/g/ seperti pada kata : guna, tiga, jajag
/h/ seperti pada kata : hari, saham, tuah
/j/ seperti pada kata : jalan, manja
/kh/ seperti pada kata : khusus, akhir, tarikh
/l/ seperti pada kata : lekas, alas, kesal
/m/ seperti pada kata : maka, kami, diam
/n/ seperti pada kata : nama, anak, daun
/ng/ seperti pada kata : ngilu, angin, pening
/ny/ seperti pada kata : nyata, hanya
/p/ seperti pada kata : pasang, apa, siap
/q/ seperti pada kata : quran, furqan
/r/ seperti pada kata : raih, bara, putar
/s/ seperti pada kata : sampai, asli, lemas
/sy/ seperti pada kata : syarat, isyarat, arasy
/t/ seperti pada kata : tali, mata, rapat
/v/ seperti pada kata : varia, lava
/w/ seperti pada kata : wanita, hawa
/x/ seperti pada kata : xenon
/y/ seperti pada kata : yakin, paying
/z/ seperti pada kata : zeni, lazim
Sesuai dengan sistem bahasa Indonesia , ketidaktepatan pengucapan atau melafalkan fonem-fonem di atas merupakan adanya gejala penyimpangan atau kesalahan berbahasa Indonesia. Pada umumnya kesalahan itu terjadi pada pengucapan fonem: /e/, /h/, /kh/, /k/, /p/, /f/, /s/, /sy/.
Sehubungan dengan adanya kesulitan untuk membedakan bunyi e pada kata-kata seperti : enak, petak, turne dan emas, kena, metode. di sini akan digunakan dua macam tanda bunyi. yaitu /e? dan /E/. Kesulitan anda dalam menentukan pilihan diantara kedua betuk tersebut disebabkan oleh penggunaan huruf yang sama untuk ucapan yang berbeda. Dalam hal ini /e/ dan/E/ sama-sama dilambangkan dengan huruf e. Salah satu kamus yang dapat digunakan yaitu Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Hal kedua, kemungkinan anda memilih bentuk pengucapan diantara kedua bentuk tadi, di sebabkan kebiasaan anda mendengar para pemakai bahasa Indonesia mengucapkan kata tersebut pada umumnya. bedasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia kata-kata yang benar diantara lain :
- /peta/ bukan /pEta/
- /peka/ bukan /pEka/
- /seminar/ bukan /sEminar/
- /kEEsaan/ bukan kEesaan/
- /rEka/ bukan /rekan/
- /pEgang/ bukan /pegang/
Dari beberapa contoh dan penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa kesalahan ucapan ini di samping pada mulanya timbul karena pengaruh ucapan bahasa daerah atau dialek pemakai bahasa., timbul pula karena kesalahanpembaca mengucapakan dua buah bunyi bahasa yang berbeda yang dilambangkan dengan huruf yang sama, yaitu / e/. Kesalahan ucapan yang pada mulanya bersifar perorangan atau kelompok akhirnya bersifat menyeluruh, atau yang lazim disebut dengan istilah "salah kaprah".
Sekarang perhatikanlah pengucapan bunyi /h/ pada kata-kata berikut:
- Cat rumahnya berwarna hijau
- Mereka tidak memuja berhala
- Malam ini akan terjadi gerhana bulan.
Dari contoh diatas anda ketahui bahwa /h/ pada kata tersebut diucapkan secara jelas. lain halnya dengan /h/ pada kata-kata berikut :
- Obat ini pahit
- Peristiwa itu terjadi pada tahun 1945
- Ayahnya seorang penjahit
Maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
- Bunyi /h/ diucapkan jelas dalam hal:
- bunyi tersebut menduduki posisi awal kata
- buyi tersebut menduduki awal suku kata di belakang suku tertutup yang mendahuluinya.
- bunyi tersebut menduduki posisi akhir suku kata
- bunyi tersebut diapait oleh vocal yang sama
- Bunyi /h/ tidak diucapkan dengan jelas bila bunyi tersebut diapit oleh dua vocal yang berbeda
- Bunyi /h/ yang terdapat pada kata-kata serapan diucapkan secara jelas
Ada tiga macam kesalahan fonetis yang dilakukan yaitu:
- Penghasilan /h/ pada posisi awal kata
- Penghilangan /h/ pada posisi tengah kata
- Penghilangan /h/ pada posisi akhir kata
Kesalahan pengucapan juga sering terjadi pada kata /h/ dengan /kh/ atau /k/. Perhatikan contoh berikut ini:
- hewan - khewan - kewan
· ahli - akhli - akli
- husus - khusus - kusus
· ahir - akhir - akir
tarih - tarikh - tarik
Hal-hal yang menyebabkan kekacauan tersebut yaitu:
- Adanya bunyi yang hampir bersamaan dalam bahasa asal.
- Adanya pemakaian bunyi sentak yang sebenarnya tidak perlu diucapkan.
Bunyi /s/ dalam bahasa Indonesia sering dikacaukan pemakainnya dengan /sy/. Kekacauan ini timbul akibat adanya kata-kata serapan dari bahasa Arab yang mengandung kedua macam bunyi tersebut. contoh:
- /salam/ - /syalam/
/insan/ - /insyan/
/saraf/ - /syaraf/
- /shabat/ - /syahabat/
/slat/ - /syalat/
/insaf/ - /insyaf/
Selain itu, bunyi /s/ dalam pemakaian bahasa Indonesia dikacaukan pula dengan bunyi /z/. hal ini tamapak, mislanya pada pemakaian kata /asas/ atau /asasi/ menjadi /asazi/ atau /azazi/.
Kekacauan juga terjadi pada pengucapan bunyi /p/ dengan /f/. hal ini terjadi pada kata serapan yang mengandung bunyi tersebut. contoh:
- /pikir/ - /fikir/
- /sipat/ - /sifat/
- /transport/ - /transfor/
- /pantasi/ - /fantasi/
- /pisik/ - /fisik/
- /aktip/ - /aktif/
Menurut sebab-sebabnya, kesalahan berbahasa tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:
- Kesalahan adaptasi, terjadi karena pemakai bahasa menyesuaikan kata-kata bahasa Indonesia menurut kemampuan fisiologis atau kebiasaan berbahasa dalam bahasa daerahnya.
- Kesalahan analogi, terjadi karena pemakai bahasa membuat kesalahan dalam mengambil contoh yang ada.
- Kesalahan hipokorek, terjadi karena pemakai bahasa berusaha memperbaiki pengucapan bahasa Indonesia yang sudah benar sehingga menjadi salah.
Menurut ciri-ciri perubahan ucapan, keslahan fonetis di atas dapat dibagi menjadi jenis-jenis kesalahan sesuai dengan gejala berikut:
1. Protesis
Menurut kesalahan ini pemakai bahasa menambah bunyi tertentu pada bagian awal kata, tanpa mengubah makna kata itu.
Contoh:/alangan/ menjadi / halangan/
/ampas/ menjadi /hampas/
2. Efentesis
Dalam kesalahan ini pemakai bahasa menambah bunyi tertentu ditengah kata, tanpa mengubah makna kata itu.
Contoh: /gua/ menjadi /guha/
/bauaya/ menjadi /buhaya/
3. Paragog
dalam kesalahan ini pemakai bahasa menambah buyi tertentu pada bagian akhir kata tanpa mengubah makna kata itu.
Contoh: /mampu/ menjadi /mampuh/
/rapi/ menajdi /rapih/
4. Aferesis
Dalam hal ini pemakai bahasa menghilangkan bunyi awal kata yang harus diucapkannya tanpa mengubah makna kata itu.
Contoh: /hitam/ menjadi /itam/
/hidup/ menjadi /idup/
5. Sinkop
Dalam kesalahan ini pemakai bahasa menghilangkan bunyi tertentu ditengah kata,, tanpa mengubah makna kata itu.
Contoh: /bahumEmbahu/ menjadi /bahumEmbau/
/pEndidikan/ menjadi /pEndid'an/
6. Apokop
Disini pemakai bahasa menghilangkan ucapan bunyi akhir kata tanpa mengubah makna kata itu.
Contoh: /jodoh/ menjadi /jodo/
/bodoh/ menjadi /bodo/
7. Asimilasi
Dalam hal ini adanya dua bunyi yang berbeda, oleh pemakai bahasa dijadikan bunyi yang sama.
Contoh: /bEnar/ menjadi / bEnEr/
/sEgan/ menjadi /sEgEn/
8. Disimilasi
dalam hal ino bunyi yang sama dijadikan tidak sama.
Contoh: /harap/ menjadi /harEp/
/pantas/ menjadi /pantEs/
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi bahasa Indonesia antara lain: fonem, diftong, kluster dan pemenggalan kata. Sumber kesalahan itu terdapat pada tataran berikut.
Fonem /a/ diucapkan menjadi /e/.
Fonem /i/ diucapkan menjadi /e/.
Fonem /e/ diucapkan menjadi /é/
Fonem /é/ diucapkan menjadi /e/
Fonem /u/ diucapkan menjadi /o/
Fonem /o/ diucapkan menjadi /u/
Fonem /c/ diucapkan menjadi /se/
Fonem /f/ diucapkan menjadi /p/.
Fonem /k/ diucapkan menjadi /?/
Fonem /v/ diucapkan menjadi /p/.
Fonem /z/ diucapkan menjadi /j/.
Fonem /z/ diucapkan menjadi /s/.
Fonem /kh/ diucapkan menjadi /k/.
Fonem /u/ diucapkan/dituliskan menjadi /w/
Fonem /e/ diucapkan menjadi /i/.
Fonem /ai/ diucapkan menjadi /e/.
Fonem /sy/ diucapkan menjadi /s/.
Kluster /sy/ diucapkan menjadi /s/.
Penghilangan fonem /k/.
Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Tataran Morfologi
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi bahasa Indonesia,antara lain:
1.Salah penentuan bentuk asal.
2.Fonem yang luluh tidak diluluhkan.
3.Fonem yang tidak luluh diluluhkan.
4.Penyingkatan morfemmen-, meny-, meng-,dan menge-menjadi n, ny,dan ng,
. 5.Perubahan morfem ber-, per-,dan ter- menjadi be-, pe-, dan te-
.6.Penulisan morfem yang salah.
7.Pengulangan yang salah.
8.Penulisan kata majemuk serangkai.
9.Pemajemukan berafiksasi.
10.Pemajemukan dengan afiks dan sufiks.
11.Perulangan kata majemuk.
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran frase, antara lain:
1. Frase kata depan tidak tepat
2. Salah penyusunan frase.
3. Penambahan kata “yang” dalam frase benda (nominal) (N + A)
4. Penambahan kata “dari” atau “tentang” dalam frase nominal (N + N).
5. Penambahan kata kepunyaan dalam frase nominal.
6. Penambahan kata “dari” atau “pada” dalam frase verbal (V + Pr).
7. Penambahan kata “untuk” atau “yang” dalam frase nominal (N + V).
8. Penambahan kata “untuk” dalam frase nominal (V + yang + A).
9. Penambahan kata “yang” dalam frase nominal (N + yang + V pasif).
10.Penghilangan preposisi dalam frase verbal (V intransitif + preposisi + N).
11.Penghilangan kata “oleh” dalam frase verbal pasif (V pasif + oleh + A).
12.Penghilangan kata “yang” dalam frase adjektif (lebih + A + daripada +N/Dem).
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran klausa, antara lain:
1.Penambahan preposisi di antara kata kerja dan objek dalam klausa aktif.
2.Penambahan kata kerja bantu “adalah” dalam klausa pasif.
3.Pemisahan pelaku dan kata kerja dalam klausa pasif
4.Penghilangan kata “oleh” dalam klausa pasif.
5.Penghilangan proposisi dari kata kerja berpreposisi dalam klausa pernyataan.
6.Penghilangan kata “yang” dalam klausa nominal.
7.Penghilangan kata kerja dalam klausa intransitif.
8.Penghilangan kata “untuk” dalam klausa pasif.
9.Penggantian kata “daripada” dengan kata “dari” dalam klausa bebas.
10.Pemisahan kata kerja dalam klausa medial.
11.Penggunaan klausa rancu.
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran sintaksis, antara lain:
1.Penggunaan kata perangkai, dari, pada, daripada, kepada, dan untuk.
2.Pembentukan kalimat tidak baku, antara lain:
a.Kalimat tidak efektif.
b.Kalimat tidak normatif.
c.Kalimat tidak logis.
d.Kalimat rancu.
e.Kalimat ambigu.
f.Kalimat pengaruh struktur bahasa asing.
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran semantik, antara lain:
1.Akibat gejala hiperkorek.
2.Akibat gejala pleonasme.
3.Akibat bentukan ambiguitas.
4.Akibat diksi (pemilihan kata).
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran wacana, antara lain:
1.Akibat syarat-syarat paragraf tidak dipenuhi.
2.Akibat struktur sebuah paragraf.
3.Akibat penggabungan paragraf.
4.Akibat penggunaan bahasa dalam paragraf.
5.Akibat pengorganisasian isi (topik-topik) dalam paragraf.
6.Akibat pemilihan topik (isi) paragraf yang tidak tepat.
7.Akibat ketidakcermatan dalam perujukan.
8.Akibat penggunaan kalimat dalam paragraf yang tidak selesai.
Jawaban untuk soal no 2
Pengertian Makna Denotatif, Konotatif, Lugas, Kias, Leksikal, Gramatikal, Umum dan Khusus
1. Arti Definisi / Pengertian Makna Denotasi / Denotatif
Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna.
Contoh:- Mas parto membeli susu sapi
- Dokter bedah itu sering berpartisipasi dalam sunatan masal
- Dokter bedah itu sering berpartisipasi dalam sunatan masal
2. Arti Definisi / Pengertian Makna Konotasi / Konotatif
Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.
Contoh :- Para petugas gabungan merazia kupu-kupu malam tadi malam (kupu-kupu malam = wts)
- Bu Marcella sangat sedih karena terjerat hutang lintah darat (lintah darat = rentenir)
- Bu Marcella sangat sedih karena terjerat hutang lintah darat (lintah darat = rentenir)
3. Arti Definisi / Pengertian Makna Lugas
Makna lugas adalah makna yang sesungguhnya dan mirip dengan makna denotatif.
Contoh :- Olahragawan itu senang memelihara codot hitam
- Pak Kimung minum teh sisri di pematang sawah
- Pak Kimung minum teh sisri di pematang sawah
4. Arti Definisi / Pengertian Makna Kias
Makna kias adalah makna yang bukan sebenarnya yang sama dengan makna konotatif.
Contoh :- Pegawai yang malas itu makan gaji buta (makan = menerima)
- Si Kadut senang terbang bersama miras oplosan beracun (terbang = mabok)
- Si Kadut senang terbang bersama miras oplosan beracun (terbang = mabok)
5. Arti Definisi / Pengertian Makna Leksikal
Makna leksikal adalah makna yang tetap tidak berubah-ubah sesuai dengan makna yang ada di kamus.
Contoh :- toko
- obat
- mandi
- obat
- mandi
6. Arti Definisi / Pengertian Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna yang dapat berubah sesuai dengan konteks pemakaian. Kata tersebut mengalami proses gramatikalisasi pada pemajemukan, imbuhan dan pengulangan.
Contoh :
- Bersentuhan = saling bersentuhan
- Berduka = dama keadaan duka
- Berenam = sekumpulan enam orang
- Berjalan = melakukan kegiatan / aktivitas jalan
- Bersentuhan = saling bersentuhan
- Berduka = dama keadaan duka
- Berenam = sekumpulan enam orang
- Berjalan = melakukan kegiatan / aktivitas jalan
7. Arti Definisi / Pengertian Makna Umum
Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari kata yang lain.
Contoh :
- Masykur senang makan buah-buahan segar
- Tukang palak itu sering memalak kendaraan umum yang lewat
- Anak yang cacat fisik dan mental itu tidak punya harta
- Masykur senang makan buah-buahan segar
- Tukang palak itu sering memalak kendaraan umum yang lewat
- Anak yang cacat fisik dan mental itu tidak punya harta
8. Arti Definisi / Pengertian Makna Khusus
Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit dari kata yang lain.
Contoh :
- Masykur senang makan jamblang segar
- Tukang palak itu sering memalak bis kopaja yang lewat
- Anak yang cacat fisik dan mental itu tidak punya rumah
- Masykur senang makan jamblang segar
- Tukang palak itu sering memalak bis kopaja yang lewat
- Anak yang cacat fisik dan mental itu tidak punya rumah
Sinonim, Antonim dan Homonim
A.Sinonim
Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata.
Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata.
Contoh Sinonim :
- binatang = fauna
- bohong = dusta
- haus = dahaga
- pakaian = baju
- bertemu = berjumpa
- binatang = fauna
- bohong = dusta
- haus = dahaga
- pakaian = baju
- bertemu = berjumpa
B.Antonim
Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.
Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.
Contoh Antonim :
- keras x lembek
- naik x turun
- kaya x miskin
- surga x neraka
- laki-laki x perempuan
- atas x bawah
- keras x lembek
- naik x turun
- kaya x miskin
- surga x neraka
- laki-laki x perempuan
- atas x bawah
C.Homonim
Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homograf, namun jika yang sama adalah ejaannya maka disebut homofon.
Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homograf, namun jika yang sama adalah ejaannya maka disebut homofon.
Contoh Homograf :
- Amplop
+ Untuk mengirim surat untuk bapak presiden kita harus menggunakan amplop (amplop = amplop surat biasa)
+ Agar bisa diterima menjadi pns ia memberi amplop kepada para pejabat (amplop = sogokan atau uang pelicin)
- Bisa
+ Bu kadir bisa memainkan gitar dengan kakinya (bisa = mampu)
+ Bisa ular itu ditampung ke dalam bejana untuk diteliti (bisa = racun)
- Amplop
+ Untuk mengirim surat untuk bapak presiden kita harus menggunakan amplop (amplop = amplop surat biasa)
+ Agar bisa diterima menjadi pns ia memberi amplop kepada para pejabat (amplop = sogokan atau uang pelicin)
- Bisa
+ Bu kadir bisa memainkan gitar dengan kakinya (bisa = mampu)
+ Bisa ular itu ditampung ke dalam bejana untuk diteliti (bisa = racun)
Contoh Homofon :
- Masa dengan Massa
+ Guci itu adalah peninggalan masa kerajaan kutai (masa = waktu)
+ Kasus tabrakan yang menghebohkan itu dimuat di media massa (massa = masyarakat umum)
- Masa dengan Massa
+ Guci itu adalah peninggalan masa kerajaan kutai (masa = waktu)
+ Kasus tabrakan yang menghebohkan itu dimuat di media massa (massa = masyarakat umum)
Jawaban untuk soal no 3
Secara umum, orang menganggap bahwa ejaan berhubungan dengan melisankan bahasa. Hal itu terjadi karena orang terikat pada kata atau nama itu. Di dalam bahasa, sebetulnya ejaan berhubungan dengan ragam bahasa tulis. Ejaan adalah cara menuliskan bahasa (kata atau kalimat) dengan menggunakan huruf dan tanda baca.
Di dalam perkembangannya, bahasa Indonesia pernah menggunakan beberapa macam ejaan. Mulai tahun 1901, penulisan bahasa Indonesia (waktu itu masih bernama bahasa Melayu) dengan abjad Latin mengikuti aturan ejaan yang disebut Ejaan van Ophusyen. Peraturan ejaan itu digunakan sampai bulan Maret 1947, yaitu ketika dikeluarkan peraturan ejaan yang baru oleh Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan, Mr. Soewandi- dengan Surat Keputusan No. 264/Bhg. A. tanggal 19 Maret 1947 (kemudian diperbaharui dengan lampiran pada Surat Keputusan tanggal 1 April 1947, No. 345/Bhg. A). Peraturan ejaan yang baru itu disebut Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
Pada saat ini bahasa Indonesia menggunakan ejaan yang disebut Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan mulai Agustus 1972, setelah diresmikan di dalam pidato kenegaraan Presiden Suharto pada tanggal 16 Agustus 1972. Penjelasan lebih lanjut mengenai aturan ejaan itu dimuat dalam (Pedoman Umum) Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan dilampirkan pada Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0196?U/1975, tanggal 27 Agustus 1975. Di dalam pedoman itu diatur hal-hal mengenai
(1) Pemakaian huruf,
(2) Penulisan huruf,
(3) Penulisan kata,
(4) Penulisan unsur serapan dan,
(5) Tanda baca.
Berikut ini disajikan beberapa segi yang dirasakan belum mantap mengenai penerapan aturan ejaan seperti yang dikemukakan di dalam pedoman itu, yaitu beberapa hal yang menyangkut pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata dan penulisan unsur serapan.
- Pemakaian Huruf
- Abdjad
Di dalam Abjad bahasa Indonesia ada 26 huruf yang digunakan, yaitu sebagai berikut :
Huruf Dibaca Huruf Dibaca
A a
B be O o
C ce P pe
D de Q ki
E e R er
F ef S es
G ge T te
H ha U u
I i V fe
J je W we
K ka X eks
L el Y ye
M em Z zet
N en
Singkatan kata (termasuk singkatan kata asing) yang dibaca huruf demi huruf dilafalkan menurut bahasa Indonesia. Seperti :
Singkatan Dibaca Bukan Dibaca
ABC a-be-ce e-bi-ci
BBC be-be-ce bi-bi-ci
ICCU i-ce-ce-u a-si-si-yu
IGGI i-ge-ge-I ai-ji-ji-ai
IUD i-u-de ai-yu-di
LCC el-ce-ce el-si-si
LPG el-pe-ge el-pi-ji
YMCA ye-em-ce-a way-em-si-e
MTQ em-te-ki em-te-kyu
TV te-fe ti-fi
- Pemenggalan Kata pada Kata Dasar
Hal yang terpenting dalam pemenggalan kata pada kata dasar adalah sebagai berikut :
1) Kalau di tengah kata ada dua buah konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua konsonan itu.
Contoh : pan-dai cap-lok
Swas-ta Ap-ril
2) Kalau di tengah kata ada tiga buah konsonan atau lebih, pemenggalannya dilakukan di antara konsonan yang pertama (termasuk ng) dengan yang kedua.
Contoh : in-stru-men bang-krut in-tra
ul-tra ben-trok
3) Imbuhan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk, dipenggal serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.
Contoh : la-pang-an pel-a-jar
Pe-nuh-i per-gi-lah
- Penulisan Nama Diri
Penulisan nama diri (nama sungai, gunung, jalan, dan sebagainya) disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, kecuali jika ada pertimbangan khusus. Pertimbangan khusus itu menyangkut segi adat, hukum, atau kesejarahan.
Contoh : Universitas Padjadjaran
Universitas Gadjah Mada
Dji Sam Su
CV Oemar bakrie
Soetomo Poedjosoeparmo
- Penulisan Huruf
a. Penulisan Huruf Besar atau Huruf Kapital
Dalam Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan terdapat tiga belas penuisan huruf kapital. Berikut ini disajikan beberapa hal yang masih perlu diperhatikan :
1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam menuliskan ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya : Allah
Yang Mahakuasa
Bimbinglah hamba-Mu
Quran
Injil
atas rahmat-Mu (bukan atas rahmatMu)
dengan kuasa-Nya (bukan dengan kuasaNya)
dengan izin_ku (bukan dengan izinKu)
Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama untuk menuliskan kata-kata, seperti imam, makmum, doa, puasa, dan misa.
Misalnya : Saya akan mengikuti misa di gereja itu.
Ia diangkat menjadi imam mesjid di kampungnya.
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya : Haji Agus Salim Imam Hanafi
Sultan Hasanuddin Nabi Ibrahim
Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Benar
Ayahnya menunaikan ibadah haji.
Sebagai seorang sultan, ia tidak bertindak sewenang-wenang.
Salah
Ayahnya menunaikan ibadah Haji.
Sebagai seorang Sultan, tidak bertindak sewenang-wenang.
3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya : Gubernur Asnawi Mangku Alam
Letnan Kolonel Saladin
Presiden Carazon Aquino
Gubernur Irian Jaya
Rektor Universitas Indonesia
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya :
Sebagai seorang gubernur yang baru, ia berkelilinag di daerahnya untuk berkenalan dengan masyarakat yang dipimpinnya.
(bukan : Sebagai seorang Gubernur yang baru, ia berkelilinag di daerahnya untuk berkenalan dengan masyarakat yang dipimpinnya.)
Hari Senin yang lalu Lenan Kolonel Saladin dilantik menjadi kolonel.
(bukan : Hari Senin yang lalu Lenan Kolonel Saladin dilantik menjadi Kolonel.)
4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Misalnya : bangsa Indonesia
suku Sunda
bahasa Inggris
Perhatikan pelulisan yang berikut.
mengindonesiakan kata-kata asing
keinggris-inggrisan
kebelanda-belandaan
Perlu kita ingat bahwa yang dituliskan dengan huruf kapital hanya nama bangsa; nama suku, dan nama bahasa, sedangkan kata bangsa, suku, dan bahasa ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya :
Benar Salah
bangsa Indonesia Bangsa Indonesia
suku Melayu Suku Melayu
bahasa Spanyol Bahasa Spanyol
5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya :
Benar Salah
tahun Masehi Tahun Masehi
bulan Agustus Bulan Agustus
hari Natal Hari Natal
Perang Candu perang Candu
Proklamasi Kemerdekaan proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia Republik Indonesia
6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
Misalnya :
Benar Salah
Teluk Jakarta teluk Jakarta
Bukit Barisan bukit Barisan
Danau Toba danau Toba
Selat Karimata selat Karimata
Sungai Mahakam sungai Mahakam
Asia Tenggara Asia tenggara
Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut.
Berlayar sampai ke teluk.
Jangan m,andi di danau yang kotor.
Mereka menyeberangi selat yang dangkal.
7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Undang-undang Dasar 1945
Perhatikan penulisan berikut :
Benar
Dia menjadi pegawai di salah sebuah departemen.
Menurut undang-undang, perbuatan itu dapat dijatuhi hukuman setinggi-tingginya lima tahun.
Salah
Dia menjadi pegawai di salah sebuah Departemen.
Menurut Undang-Undang, perbuatan itu dapat dijatuhi hukuman setinggi-tingginya lima tahun.
8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
Misalnya :
Kapan Bapak berangkat ?
Apakah itu, Bu?
Surat Saudara sudah saya terima.
Saya akan disuntik, Dok?
Di mana rumah Bu Katarina?
Perhatikan penulisan yang berikut .
Benar
Kita harus menghormati ayah dan ibu kita.
Semua adik dan kakak saya akan berkeluarga.
Kami sendang menunggu Pak Guru.
Rumah Pak Lurah terletak di tengah-tengah desa.
Menurut keterangan Bu Dokter penyakit saya tidak parah.
Salah
Kita harus menghormati Ayah dan Ibu kita.
Semua Adik dan Kakak saya akan berkeluarga.
Kami sendang menunggu pak guru.
Rumah pak lurah terletak di tengah-tengah desa.
Menurut keterangan bu dokter penyakit saya tidak parah.
9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya :
Benar
Tahukan Anda bahwa gaji pegawai negeri dinaikkan?
Apakah kegemaran Anda?
Salah
Tahukan anda bahwa gaji pegawai negeri dinaikkan?
Apakah kegemaran anda?
b. Penulisan Huruf Miring
Huruf miring dalam cetakan, yang dalam tulisan tangan atau ketikan dinyatakan dengan tanda garis bawah, dipakai untuk
(1) menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan,
(2) menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata, dan
(3) menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali kata yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya :
Majalah bahan dan Sarana sangat digemari para pengusaha.
Sudahkan Anda membaca buku Negara Kertagama karangan Prapanca?
Surat kabar Suara dan majalah Massa dapat merebut hari pembacanya.
Nama Latin untuk buah manggis adalah Garcinia Mangostana.
Sebenarnya, bukan saya yang harus mengerjakan hal itu, melainkan dia.
Huruf pertama kata tempe adalah t
- Penulisan Kata
Mengenai penulisan kata, yang masih perlu kita perhatikan adalah sebagai berikut.
1. Awalan di- dan ke- ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Benar Salah
dikelola di kelola
ketujuh ke tujuh
2. Gabungan kata yang salah satu unsurnya merupakan unsur terikat ditulis serangkai.
Benar Salah
saptakrida sapta krida
sapta-krida
subseksi sub seksi
sub-seksi
nonkolaborasi nonkolaborasi
non-kolaborasi
3. Bentuk dasar berupa gabungan kata yang mendapat awalan atau akhiran ditulis serangkaian atau ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur gabungan kata itu.
Benar Salah
bertolak belakang bertolakbelakang
Bertolak-belakang
tanda tangani tandatangani
tanda-tangani
mendarah daging mendarahdaging
mendarah-daging
4. Bentuk dasar berupa gabungan kata yang sekaligus mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
Benar Salah
melatarbelakangi melatar belakangi
melatar-belakangi
menghancurleburkan menghancur leburkan
menghancur-leburkan
penyebarluasan penyebar luasan
penyebar-luasan
dibumihanguskan dibumi hanguskan
dibumi-hanguskan
5. Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, di antara kedua unsur itu dibubuhkan tanda hubung (-).
Bentuk Salah
non-Indonesia nonIndonesia
non Indonesia
non-Afrikanisme nonAfrikanisme
non Afrikanisme
6. Kata ulang dituliskan dengan menggunakan tanda hubung di antara kedua unsurnya.
Benar Salah
anak-anak anak anak
undang-undang undang undang
terus-menerus terus menerus
7. Kata depan di dan ke ditulis terpisah dri kata yang mengikutinya.
Benar Salah
di rumah dirumah
ke mana kemana
8. Kata sandang si ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Benar Salah
si pengirim sipengirim
si penerima sipenerima
si pemalu sipemalu
si pencuri sipencuri
9. Partikel per yang berarti ‘tiap’ dan ‘mulai’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului dan mengikutinya. Sebaliknya, per pada bilangan pecahan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Benar Salah
satu per satu turun satu persatu turun
dua pertiga dua per tiga
10. Singkatan nama gelar sarjana kesehatan, dokter, seringkali dipermasalahkan. Di dalam lingkungan masyarakat muncul singkatan Dr. untuk dokter (kesehatan) dan DR untuk doktor (purnasarjana). Hal ini tentu saja bertentangan dengan kaidah karena singkatan Dr. diperuntukkan bagi gelar Doktor, sedangkan DR seolah-olah merupakan singkatan kata atau nama yang sama halnya dengan PT (perseroan terbatas), SD (sekolah dasar).
11. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf kapital, tidak diikuti tanda titik.
Benar Salah
DPR D.P.R
PT P.T.
SMP S.M.P
SD S.D.
12. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Benar Salah
sda. s.d.a.
ttd. t.t.d.
yad. y.a.d.
13. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Benar Salah
cm cm.
Rp Rp.
km km.
14. Akronim nama diri, yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Benar Salah
Golkar GOLKAR
Kowani KOWANI
- Penulisan Unsur Serapan
Bahasa Indonesia telah menyerap berbagai unsur dari bahasa lain, baik bahasa daerah maupun dari bahasai asing Sansekerta, Arab, Pertugis, Belanda, Inggris, dan bahasa asing lain.
Berdasarkan cara masuknya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi dua golongan, yaitu (1) unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia dan (2) unsur asing yang pengucapan dan penulisannyadisesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Untuk keperluan itu telah diusahakan ejaan asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesia masih dpat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dicantumkan aturan penyesuaian itu. Dapat ditambahkan bahwa hal ini terutama dikenakan kepada kata dan istilah yang baru masuk ke dalam bahasa Indonesia, serapan lama yang sudah dianggap umum tidak selalu harus mengikuti aturan penyesuaian tadi.
Berikut ini contoh unsur serapan itu.
Baku Tidak Baku
apotek apotik
atlet atlit
atmosfer atmosfir
aktif aktip
aktivitas aktifitas
arkais arkhais
arkeologi arkheologi
akhir ahir ; akir
akhlak ahlak
advis adpis
advokat adpokat
adjektif ajektif
asas azas
asasi azasi
analisis analisa
menganalisis menganalisa
penganalisisan penganalisaan
ambulans ambulan
anggota anggauta
beranggotakan beranggautakan
keanggotaan keanggautaan
balans balan
definisi difinisi
depot depo
diferensial differensial
ekspor eksport
ekstrover ekstrovert
ekuivalen ekwivalen
esai esei
formal formil
Februari Pebruari
filologi philologi
fisik phisik
Foto photo
frekuensi frekwensi
film filem
hakikat hakekat
hierarki hirarki
hipotesis hipotesa
intensif intensip
insaf insyaf
ikhlas ihlas
ikhtiar ihtiar
impor import
intriver introvert
istri isteri
iktikad itikad
ijazah ijasah
izin ijin
ilustrasi illustrasi
jenderal jendral
jadwal jadual
kartotek kartotik
komedi komidi
konkret konkrit
karier karir
kaidah kaedah
khotbah khutbah
berkhotbah berkhutbah
konsepsional konsepsionil
konferensi konperensi
kreativitas kreatifitas
kongres konggres
kompleks komplek
katalitas katalisa
kuantum kwantum
konsekuensi konsekuwensi
kualifikasi kwalifikasi
kualitas kwalitas
kuarsa kwarsa
kuitansi kwitansi
kuorum kworum
kuota kwota
konfrontasi konfrontir
dikonfrontasi dikonfrontir
konsinyasi konsinyir
dikonsinyasi dikonsinyir
koordinasi koodinir, kordinir
dikoordinasi dikoordinir
konduite kondite
kategori katagori
dikategorikan dikatagorikan
konsesi konsessi
kelas klas
klasifikasi kelasifikasi
linguistik lingguistik
lazim lajim
likuidasi likwidasi
metode metoda
motif motip
motivasi motifasi
masyarakat masarakat
mantra mantera
manajemen managemen
manajer manager
massa masa (orang banyak)
masalah masaalah
masal massal
misi missi
November Nopember
nasihat nasehat
penasihat penasehat
nasionalisasi nasionalisir
dinasionalisasikan dinasionalisir
operasional operasionil
objek obyek
ons on
organisasi organisir
problem problim
problematik problimatik
positif positip
produktif produktip
produktivitas produktifitas
psikis psikhis
psikologi psikhologi
paspor pasport
putra putera
putri puteri
produksi produsir
memproduksi memprodusir
proklamasi praklamir
diproklamasikan diproklamirkan
profesi professi
keprofesian keprofessian
profesor professir
rasional rasionil
resistans resistan
rezeki rejeki
risiko resiko
sistem sistim
sistematika sistimatika
sistematis sistimatis
spesies spesis
sintetis sintesa
spiritual spirituil
subjek subyek
sintesis sintesa ; sintese
syakwasangka sakwasangka
syukur sukur
mensyukuri mensukuri
sah syah
sahih syahih
saraf syaraf
sutera sutra
standar standard
standardisas standarisasi
survai survei
sukses sakses
teori tiori
teoretis teoritis
telegram tilgram
telepon tilpun
tradisional tradisionil
tafsiran tapsiran
tarif tarip
teknik tehnik
teknisi tehnisi
teknologi tehnologi
teleks telek
tripleks triplek
terampil trampil
keterampilan ketrampilan
terap trap
penerapan penetrapan
transpor transport
transportasi transportir
teladan tauladan
keteladanan ketauladanan
diteladani ditauladani
tim team
terjemah terjamah
varietas varitas
wujud ujud
berwujud berujud
perwuudan perujudan
zaman jamah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar