Rabu, 13 Juli 2011

Materi Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA Madrasah Aliyah Darul Falah Karangbendo


1. Jenis kesalahan bahasa menurut satuan2 bahasa mulai fonem,kata,frase atau gatra,klausa,kalimat,paragraph sampai wacana
2. Kesalahan semantis dalam hal pemilihan kata yang tepat meliputi kesalahan semantis menurut makna lugas dan makna kias
3. Jenis kesalahan bahasa dalam ejaan menyangkut segi pemakaian huruf,meliputi penulisan huruf,penulisan kata,penulisan unsur serapan dan tanda baca

JAWABAN




















ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA
Pendahuluan

Pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar! Ungkapan itu sudah klise sebab kita sudah sering mendengar ataupun membacanya, bahkan membicarakan dan menuliskan ungkapan tersebut. Akibatnya, kita pun dapat bertanya “Apakah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar itu masih belum dicapai saat ini? Apakah penggunaan bahasa Indonesia saat ini masih belum baik dan benar?”Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Melalui analisis kesalahan berbahasa, kita dapat menjelaskan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang memenuhi faktor-faktor komunikasi, adapun bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah-kaidah(tata bahasa) dalam kebahasaan. Bagaimana cara kita menganalisis bahasa yang baik dan benar itu? Hal itulah yang akan dibahas dalam makalah ini. hal-hal yang harus diketahui dalam analisis kelasalahan berbahasa adalah sebagai berikut:
1.Pengertian Kesalahan Berbahasa.
2.Kategori Kesalahan Berbahasa.
3 Sumber Kesalahan Berbahasa.
4.Tujuan Analisis Kesalahan Berbahasa.
5.Metodologi Analisis
Kesalahan Berbahasa.Diharapkan agar para mahasiswa mempelajari hal tersebut melalui sajian dalam makalah ini. Dengan mengetahui analisis kesalahan dalam berbahasa, mahasiswa dapat mengimplementasikannya ke dalam bahasa Indonesia. Akhirnya pernyataan“Pergunakanlah bahasa yang baik dan benar” menjadi kenyataan.

KESALAHAN BERBAHASA
Pengertian Kesalahan Berbahasa
Pembahasan tentang kesalahan berbahasa merupakan masalah yang tidak sederhana, tetapi bisa juga menjadi tidak ada masalah yang harus dibahas dalamkesalahan berbahasa. Oleh karena itu, mahasiswa harus mengetahui terlebih dahulu tentang pengertian kesalahan berbahasa. Tidak mungkin mahasiswa mengerti kesalahan berbahasa apabila mahasiswa tidak memiliki pengetahuan atau teori lmahasiswasan tentang hal tersebut. Tidak mungkin mahasiswa memiliki pengetahuan atau teori mahasiswasa tentang kesalahan berbahasa apabila mahasiswa tidak pernah mempelajari tentang itu.Tidak mungkin mahasiswa tidak mempelajari hal itu apabila mahasiswa ingin mengetahui dan memiliki teori analisis tentang kesalahan berbahasa.Istilah kesalahan berbahasa memiliki pengertian yang beragam. Untuk itu,pengertian kesalahan berbahasa perlu diketahui lebih awal sebelum kitamembahas tentang kesalahan berbahasa. Corder (1974) menggunakan 3 (tiga)istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa:
(1) Lapses,
(2) Error 
, dan
(3)Mistake
. Bagi Burt dan Kiparsky dalam Syafi’ie (1984) mengistilahkan kesalahanberbahasa itu dengan “ goof ”, “goofing ”, dan “gooficon
”. Sedangkan Huda (1981)mengistilahkan kesalahan berbahasa itu dengan “kekhilafan (error)”. AdapunTarigan (1997) menyebutnya dengan istilah “kesalahan berbahasa”. Baiklah mahasiswaperlu mengetahui pengertian istilah-istilah tersebut.
Lapses, Error dan Mistake adalah istilah-istilah dalam wilayah kesalahan berbahasa. Ketiga istilah itu memiliki domain yang berbeda-beda dalam pendalaman kesalahan berbahasa. Corder (1974) menjelaskan:1)
 Lapses
adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk menyatakan sesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai dinyatakan selengkapnya. Untuk berbahasa lisan, jenis kesalahan ini diistilahkan dengan“slip of the tongue” sedang untuk berbahasa tulis, jenis kesalahan ini  diistilahkan “slip of the pen”. Kesalahan ini terjadi akibat ketidaksengajaan yang tidak disadari oleh penuturnya.
Error 
adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan tata bahasa (breaches of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur sudah memiliki aturan (kaidah) tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain, sehingga itu berdampak pada kekurang sempurnaan atau ketidakmampuan penutur. Hal tersebut berimplikasi terhadap penggunaan bahasa, terjadi kesalahan berbahasa akibat penutur menggunakan kaidah bahasa yang salah.
 Mistake
Mistake adalah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam memilihkata atau ungkapan untuk suatu situasi tertentu. Kesalahan ini mengacu kepada kesalahan akibat penutur tidak tepat menggunakan kaidah yangdiketahui benar, bukan karena kurangnya penguasaan bahasa kedua (B2).Kesalahan terjadi pada produk tuturan yang tidak benar.Burt dan Kiparsky tidak membedakan kesalahan berbahasa, tetapi dia menyebut “goof ” untuk kesalahan berbahasa, yakni: kalimat-kalimat atau tuturanyang mengandung kesalahan, “gooficon” untuk menyebut jenis kesalahan (sifatkesalahan) dari kegramatikaan atau tata bahasa, sedangkan “goofing” adalah penyebutan terhadap seluruh kesalahan tersebut,goof  dan gooficon
. MenurutHuda (1981), kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa (anak) yang sedangmemperoleh dan belajar bahasa kedua disebut kekhilafan (error).Kekhilafan (error ), menurut Nelson Brook dalam Syafi’ie (1984), itu“dosa/kesalahan” yang harus dihindari dan dampaknya harus dibatasi, tetapi kehadiran kekhilafan itu tidak dapat dihindari dalam pembelajaran bahasa kedua.Ditegaskan oleh Dulay, Burt maupun Richard (1979), kekhilafan akan selalu muncul betapa pun usaha pencegahan dilakukan, tidak seorang pun dapat belajar bahasa tanpa melakukan kekhilafan (kesalahan) berbahasa. Menurut temuan kajian dalam bidang psikologi kognitif, setiap anak yang sedang memperoleh danbelajar bahasa kedua (B2) selalu membangun bahasa melalui proses kreativitas.
Jadi, kekhilafan adalah hasil atau implikasi dari kreativitas, bukan suatu kesalahanberbahasa.Kekhilafan adalah suatu hal yang wajar dan selalu dialami oleh mahasiswa dalam proses pemerolehan dan pembelajaran bahasa kedua. Hal itumerupakan implikasi logis dari proses pembentukan kreatif siswa (anak).Hendrickson dalam Nurhadi (1990) menyimpulkan bahwa kekhilafan berbahasa bukanlah sesuatu yang semata-mata harus dihindari, melainkan sesuatu yang perludipelajari. Dengan mempelajari kekhilafan minimal ada 3 (tiga) informasi yang akan diperoleh guru (pengajar) bahasa, yakni:
1)      kekhilafan berguna untuk umpan balik (feedback), yakni tentang seberapa jauh jarak yang harus ditempuh oleh anak untuk sampai kepada tujuan serta hal apa(materi) yang masih harus dipelajari oleh mahasiswa;
2)      kekhilafan berguna sebagai data/fakta empiris untuk peneliti atau penelitiantentang bagaimana seseorang memperoleh dan mempelajari bahasa;
3)       kekhilafan berguna sebagai masukan (input ), bahwa kekhilafan adalah halyang tidak terhindarkan dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa, danmerupakan salah satu strategi yang digunakan oleh anak untuk pemerolehanbahasanya (Corder; Richard, 1975).Kesalahan berbahasa dipmahasiswang sebagai bagian dari proses belajar bahasa.Ini berarti bahwa kesalahan berbahasa adalah bagian yang integral daripemerolehan dan pengajaran bahasa.Sekarang “Apa yang dimaksud kesalahan berbahasa Indonesia?” Apabilakesalahan berbahasa itu dihubungkan dengan pernyataan atau semboyan“
disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya: kurikulum, guru, pendekatan,pemilihan bahan ajar, serta cara pengajaran bahasa yang kurang tepat (Tarigan,1997).Burt, Dulay, maupun Krashen (1982) membedakan wilayah (taksinomi)kesalahan berbahasa menjadi kesalahan atau kekhilafan:
Jawaban Untuk Soal No 1
Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Tataran Fonologi
Sebelumnya telah diketahui bahwa fonologi merupakan salah satu bidang ilmu yang membahasa hak-ikhwal pengucapan bunyi-bunyi bahasa atau fonem suatu bahasa. Kesalahan fonetis membuka kemungkinan terjadinya penafsiran pendengar terhadap makna ucapan itu. Fonem yang ada di dalam bahasa Indonesia yang diucapkan atau dilafalkan menurut sisitem yang berlaku sebagai berikut:
  1. Fonem jenis vokal
/a/ seperti pada kata : api, padi, lusa
/i/ seperti pada kata : itu, simpan, murni
/o/ seperti pada kata : oleh, kota, toko
/u/ seperti pada kata : ulang, bumi, ibu
/e/ seperti pada kata : enak, petak, metode
  1. Fonem jenis diftong
/ai/ seperti pada kata : pandai, pantai, ramai
/au/ seperti pada kata : aula, saudara, harimau
/oi/ seperti pada kata : amboi, sepoi, sekoi
  1. Fonem jenis Konsonan
/b/ seperti pada kata : bahasa, sebut, adab
/c/ seperti pada kata : cakap, kaca
/d/ seperti pada kata : dua, ada, abad
/f/ seperti pada kata : fakir, kafan, maaf
/g/ seperti pada kata : guna, tiga, jajag
/h/ seperti pada kata : hari, saham, tuah
/j/ seperti pada kata : jalan, manja
/kh/ seperti pada kata : khusus, akhir, tarikh
/l/ seperti pada kata : lekas, alas, kesal
/m/ seperti pada kata : maka, kami, diam
/n/ seperti pada kata : nama, anak, daun
/ng/ seperti pada kata : ngilu, angin, pening
/ny/ seperti pada kata : nyata, hanya
/p/ seperti pada kata : pasang, apa, siap
/q/ seperti pada kata : quran, furqan
/r/ seperti pada kata : raih, bara, putar
/s/ seperti pada kata : sampai, asli, lemas
/sy/ seperti pada kata : syarat, isyarat, arasy
/t/ seperti pada kata : tali, mata, rapat
/v/ seperti pada kata : varia, lava
/w/ seperti pada kata : wanita, hawa
/x/ seperti pada kata : xenon
/y/ seperti pada kata : yakin, paying
/z/ seperti pada kata : zeni, lazim
Sesuai dengan sistem bahasa Indonesia , ketidaktepatan pengucapan atau melafalkan fonem-fonem di atas merupakan adanya gejala penyimpangan atau kesalahan berbahasa Indonesia. Pada umumnya kesalahan itu terjadi pada pengucapan fonem: /e/, /h/, /kh/, /k/, /p/, /f/, /s/, /sy/.
Sehubungan dengan adanya kesulitan untuk membedakan bunyi e pada kata-kata seperti : enak, petak, turne dan emas, kena, metode. di sini akan digunakan dua macam tanda bunyi. yaitu /e? dan /E/. Kesulitan anda dalam menentukan pilihan diantara kedua betuk tersebut disebabkan oleh penggunaan huruf yang sama untuk ucapan yang berbeda. Dalam hal ini /e/ dan/E/ sama-sama dilambangkan dengan huruf e. Salah satu kamus yang dapat digunakan yaitu Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Hal kedua, kemungkinan anda memilih bentuk pengucapan diantara kedua bentuk tadi, di sebabkan kebiasaan anda mendengar para pemakai bahasa Indonesia mengucapkan kata tersebut pada umumnya. bedasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia kata-kata yang benar diantara lain :
    1. /peta/ bukan /pEta/
    2. /peka/ bukan /pEka/
    3. /seminar/ bukan /sEminar/
    4. /kEEsaan/ bukan kEesaan/
    5. /rEka/ bukan /rekan/
    6. /pEgang/ bukan /pegang/
Dari beberapa contoh dan penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa kesalahan ucapan ini di samping pada mulanya timbul karena pengaruh ucapan bahasa daerah atau dialek pemakai bahasa., timbul pula karena kesalahanpembaca mengucapakan dua buah bunyi bahasa yang berbeda yang dilambangkan dengan huruf yang sama, yaitu / e/. Kesalahan ucapan yang pada mulanya bersifar perorangan atau kelompok akhirnya bersifat menyeluruh, atau yang lazim disebut dengan istilah "salah kaprah".
Sekarang perhatikanlah pengucapan bunyi /h/ pada kata-kata berikut:
  1. Cat rumahnya berwarna hijau
  2. Mereka tidak memuja berhala
  3. Malam ini akan terjadi gerhana bulan.

Dari contoh diatas anda ketahui bahwa /h/ pada kata tersebut diucapkan secara jelas. lain halnya dengan /h/ pada kata-kata berikut :
  1. Obat ini pahit
  2. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1945
  3. Ayahnya seorang penjahit
Maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
  1. Bunyi /h/ diucapkan jelas dalam hal:
    1. bunyi tersebut menduduki posisi awal kata
    2. buyi tersebut menduduki awal suku kata di belakang suku tertutup yang mendahuluinya.
      1. bunyi tersebut menduduki posisi akhir suku kata
      2. bunyi tersebut diapait oleh vocal yang sama
  2. Bunyi /h/ tidak diucapkan dengan jelas bila bunyi tersebut diapit oleh dua vocal yang berbeda
  3. Bunyi /h/ yang terdapat pada kata-kata serapan diucapkan secara jelas
Ada tiga macam kesalahan fonetis yang dilakukan yaitu:
  1. Penghasilan /h/ pada posisi awal kata
  2. Penghilangan /h/ pada posisi tengah kata
  3. Penghilangan /h/ pada posisi akhir kata
Kesalahan pengucapan juga sering terjadi pada kata /h/ dengan /kh/ atau /k/. Perhatikan contoh berikut ini:
  1. hewan - khewan - kewan
·         ahli - akhli - akli
  1. husus - khusus - kusus
·         ahir - akhir - akir
tarih - tarikh - tarik
Hal-hal yang menyebabkan kekacauan tersebut yaitu:
  1. Adanya bunyi yang hampir bersamaan dalam bahasa asal.
  2. Adanya pemakaian bunyi sentak yang sebenarnya tidak perlu diucapkan.
Bunyi /s/ dalam bahasa Indonesia sering dikacaukan pemakainnya dengan /sy/. Kekacauan ini timbul akibat adanya kata-kata serapan dari bahasa Arab yang mengandung kedua macam bunyi tersebut. contoh:
  1. /salam/ - /syalam/
/insan/ - /insyan/
/saraf/ - /syaraf/
  1. /shabat/ - /syahabat/
/slat/ - /syalat/
/insaf/ - /insyaf/
Selain itu, bunyi /s/ dalam pemakaian bahasa Indonesia dikacaukan pula dengan bunyi /z/. hal ini tamapak, mislanya pada pemakaian kata /asas/ atau /asasi/ menjadi /asazi/ atau /azazi/.

Kekacauan juga terjadi pada pengucapan bunyi /p/ dengan /f/. hal ini terjadi pada kata serapan yang mengandung bunyi tersebut. contoh:
  1. /pikir/ - /fikir/
  2. /sipat/ - /sifat/
  3. /transport/ - /transfor/
  4. /pantasi/ - /fantasi/
  5. /pisik/ - /fisik/
  6. /aktip/ - /aktif/
Menurut sebab-sebabnya, kesalahan berbahasa tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:
  1. Kesalahan adaptasi, terjadi karena pemakai bahasa menyesuaikan kata-kata bahasa Indonesia menurut kemampuan fisiologis atau kebiasaan berbahasa dalam bahasa daerahnya.
  2. Kesalahan analogi, terjadi karena pemakai bahasa membuat kesalahan dalam mengambil contoh yang ada.
  3. Kesalahan hipokorek, terjadi karena pemakai bahasa berusaha memperbaiki pengucapan bahasa Indonesia yang sudah benar sehingga menjadi salah.
Menurut ciri-ciri perubahan ucapan, keslahan fonetis di atas dapat dibagi menjadi jenis-jenis kesalahan sesuai dengan gejala berikut:
1.      Protesis
Menurut kesalahan ini pemakai bahasa menambah bunyi tertentu pada bagian awal kata, tanpa mengubah makna kata itu.
Contoh:/alangan/ menjadi / halangan/
/ampas/ menjadi /hampas/
2.      Efentesis
Dalam kesalahan ini pemakai bahasa menambah bunyi tertentu ditengah kata, tanpa mengubah makna kata itu.
Contoh:       /gua/ menjadi /guha/
/bauaya/ menjadi /buhaya/
3.      Paragog
dalam kesalahan ini pemakai bahasa menambah buyi tertentu pada bagian akhir kata tanpa mengubah makna kata itu.
Contoh:      /mampu/ menjadi /mampuh/
/rapi/ menajdi /rapih/
4.      Aferesis
Dalam hal ini pemakai bahasa menghilangkan bunyi awal kata yang harus diucapkannya tanpa mengubah makna kata itu.
Contoh:     /hitam/ menjadi /itam/
/hidup/ menjadi /idup/
5.      Sinkop
Dalam kesalahan ini pemakai bahasa menghilangkan bunyi tertentu ditengah kata,, tanpa mengubah makna kata itu.
Contoh:      /bahumEmbahu/ menjadi /bahumEmbau/
/pEndidikan/ menjadi /pEndid'an/
6.      Apokop
Disini pemakai bahasa menghilangkan ucapan bunyi akhir kata tanpa mengubah makna kata itu.
Contoh:      /jodoh/ menjadi /jodo/
/bodoh/ menjadi /bodo/
7.      Asimilasi
Dalam hal ini adanya dua bunyi yang berbeda, oleh pemakai bahasa dijadikan bunyi yang sama.
Contoh:      /bEnar/ menjadi / bEnEr/
/sEgan/ menjadi /sEgEn/
8.      Disimilasi
dalam hal ino bunyi yang sama dijadikan tidak sama.
Contoh:      /harap/ menjadi /harEp/
/pantas/ menjadi /pantEs/

Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi bahasa Indonesia antara lain: fonem, diftong, kluster dan pemenggalan kata. Sumber kesalahan itu terdapat pada tataran berikut.
Fonem /a/ diucapkan menjadi /e/. 
Fonem /i/ diucapkan menjadi /e/. 
Fonem /e/ diucapkan menjadi /é/ 
Fonem /é/ diucapkan menjadi /e/ 
Fonem /u/ diucapkan menjadi /o/ 
Fonem /o/ diucapkan menjadi /u/ 
Fonem /c/ diucapkan menjadi /se/ 
Fonem /f/ diucapkan menjadi /p/. 
Fonem /k/ diucapkan menjadi /?/ 
Fonem /v/ diucapkan menjadi /p/. 
Fonem /z/ diucapkan menjadi /j/. 
Fonem /z/ diucapkan menjadi /s/. 
Fonem /kh/ diucapkan menjadi /k/. 
Fonem /u/ diucapkan/dituliskan menjadi /w/ 
Fonem /e/ diucapkan menjadi /i/. 
Fonem /ai/ diucapkan menjadi /e/.
 Fonem /sy/ diucapkan menjadi /s/. 
Kluster /sy/ diucapkan menjadi /s/. 
Penghilangan fonem /k/. 
Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Tataran Morfologi
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi bahasa Indonesia,antara lain:
1.Salah penentuan bentuk asal.
2.Fonem yang luluh tidak diluluhkan.
3.Fonem yang tidak luluh diluluhkan.
4.Penyingkatan morfemmen-, meny-, meng-,dan menge-menjadi n, ny,dan ng,
.          5.Perubahan morfem ber-, per-,dan ter- menjadi be-, pe-, dan te-
          .6.Penulisan morfem yang salah.
           7.Pengulangan yang salah.
                8.Penulisan kata majemuk serangkai.
            9.Pemajemukan berafiksasi.
          10.Pemajemukan dengan afiks dan sufiks.
          11.Perulangan kata majemuk.
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran frase, antara lain:
1.  Frase kata depan tidak tepat
2.  Salah penyusunan frase.
3.  Penambahan kata “yang” dalam frase benda (nominal) (N + A)
4.  Penambahan kata “dari” atau “tentang” dalam frase nominal (N + N).
5.  Penambahan kata kepunyaan dalam frase nominal.
6.  Penambahan kata “dari” atau “pada” dalam frase verbal (V + Pr).
7.  Penambahan kata “untuk” atau “yang” dalam frase nominal (N + V).
8.  Penambahan kata “untuk” dalam frase nominal (V + yang + A).
9.   Penambahan kata “yang” dalam frase nominal (N + yang + V pasif).
10.Penghilangan preposisi dalam frase verbal (V intransitif + preposisi + N).
11.Penghilangan kata “oleh” dalam frase verbal pasif (V pasif + oleh + A).
12.Penghilangan kata “yang” dalam frase adjektif (lebih + A + daripada +N/Dem).
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran klausa, antara lain:
1.Penambahan preposisi di antara kata kerja dan objek dalam klausa aktif.
2.Penambahan kata kerja bantu “adalah” dalam klausa pasif.
3.Pemisahan pelaku dan kata kerja dalam klausa pasif
4.Penghilangan kata “oleh” dalam klausa pasif.
5.Penghilangan proposisi dari kata kerja berpreposisi dalam klausa pernyataan.
6.Penghilangan kata “yang” dalam klausa nominal.
7.Penghilangan kata kerja dalam klausa intransitif.
8.Penghilangan kata “untuk” dalam klausa pasif.
9.Penggantian kata “daripada” dengan kata “dari” dalam klausa bebas.
10.Pemisahan kata kerja dalam klausa medial.
11.Penggunaan klausa rancu.
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran sintaksis, antara lain:
1.Penggunaan kata perangkai, dari, pada, daripada, kepada, dan untuk.
2.Pembentukan kalimat tidak baku, antara lain:
       a.Kalimat tidak efektif.
       b.Kalimat tidak normatif.
       c.Kalimat tidak logis.
       d.Kalimat rancu.
       e.Kalimat ambigu.
       f.Kalimat pengaruh struktur bahasa asing.

Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran semantik, antara lain:
1.Akibat gejala hiperkorek.
2.Akibat gejala pleonasme.
3.Akibat bentukan ambiguitas.
4.Akibat diksi (pemilihan kata).
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran wacana, antara lain:
1.Akibat syarat-syarat paragraf tidak dipenuhi.
2.Akibat struktur sebuah paragraf.
3.Akibat penggabungan paragraf.
4.Akibat penggunaan bahasa dalam paragraf.
5.Akibat pengorganisasian isi (topik-topik) dalam paragraf.
6.Akibat pemilihan topik (isi) paragraf yang tidak tepat.
7.Akibat ketidakcermatan dalam perujukan.
8.Akibat penggunaan kalimat dalam paragraf yang tidak selesai.



















Jawaban untuk soal no 2
Pengertian Makna Denotatif, Konotatif, Lugas, Kias, Leksikal, Gramatikal, Umum dan Khusus
1. Arti Definisi / Pengertian Makna Denotasi / Denotatif
Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna.
Contoh:- Mas parto membeli susu sapi
 - Dokter bedah itu sering berpartisipasi dalam sunatan masal
2. Arti Definisi / Pengertian Makna Konotasi / Konotatif
Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.
Contoh :- Para petugas gabungan merazia kupu-kupu malam tadi malam (kupu-kupu malam = wts)
             - Bu Marcella sangat sedih karena terjerat hutang lintah darat (lintah darat = rentenir)
3. Arti Definisi / Pengertian Makna Lugas
Makna lugas adalah makna yang sesungguhnya dan mirip dengan makna denotatif.
Contoh :- Olahragawan itu senang memelihara codot hitam
              - Pak Kimung minum teh sisri di pematang sawah
4. Arti Definisi / Pengertian Makna Kias
Makna kias adalah makna yang bukan sebenarnya yang sama dengan makna konotatif.
Contoh :- Pegawai yang malas itu makan gaji buta (makan = menerima)
                - Si Kadut senang terbang bersama miras oplosan beracun (terbang =  mabok)
5. Arti Definisi / Pengertian Makna Leksikal
Makna leksikal adalah makna yang tetap tidak berubah-ubah sesuai dengan makna yang ada di kamus.
Contoh :- toko
             - obat
             - mandi
6. Arti Definisi / Pengertian Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna yang dapat berubah sesuai dengan konteks pemakaian. Kata tersebut mengalami proses gramatikalisasi pada pemajemukan, imbuhan dan pengulangan.
Contoh :
- Bersentuhan = saling bersentuhan
- Berduka = dama keadaan duka
- Berenam = sekumpulan enam orang
- Berjalan = melakukan kegiatan / aktivitas jalan

7. Arti Definisi / Pengertian Makna Umum
Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari kata yang lain.
Contoh :
- Masykur senang makan buah-buahan segar
- Tukang palak itu sering memalak kendaraan umum yang lewat
- Anak yang cacat fisik dan mental itu tidak punya harta
8. Arti Definisi / Pengertian Makna Khusus
Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit dari kata yang lain.
Contoh :
- Masykur senang makan jamblang segar
- Tukang palak itu sering memalak bis kopaja yang lewat
- Anak yang cacat fisik dan mental itu tidak punya rumah
Sinonim, Antonim dan Homonim
A.Sinonim
Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata.
Contoh Sinonim :
- binatang = fauna
- bohong = dusta
- haus = dahaga
- pakaian = baju
- bertemu = berjumpa
B.Antonim
          Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.
Contoh Antonim :
- keras x lembek
- naik x turun
- kaya x miskin
- surga x neraka
- laki-laki x perempuan
- atas x bawah
C.Homonim
           Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homograf, namun jika yang sama adalah ejaannya maka disebut homofon.
Contoh Homograf :
- Amplop
+ Untuk mengirim surat untuk bapak presiden kita harus menggunakan amplop (amplop = amplop surat biasa)
+ Agar bisa diterima menjadi pns ia memberi amplop kepada para pejabat (amplop = sogokan atau uang pelicin)
- Bisa
+ Bu kadir bisa memainkan gitar dengan kakinya (bisa = mampu)
+ Bisa ular itu ditampung ke dalam bejana untuk diteliti (bisa = racun)
Contoh Homofon :
- Masa dengan Massa
+ Guci itu adalah peninggalan masa kerajaan kutai (masa = waktu)
+ Kasus tabrakan yang menghebohkan itu dimuat di media massa (massa = masyarakat umum)














Jawaban untuk soal no 3

Secara umum, orang menganggap bahwa ejaan berhubungan dengan melisankan bahasa. Hal itu terjadi karena orang terikat pada kata atau nama itu. Di dalam bahasa, sebetulnya ejaan berhubungan dengan ragam bahasa tulis. Ejaan adalah cara menuliskan bahasa (kata atau kalimat) dengan menggunakan huruf dan tanda baca.
Di dalam perkembangannya, bahasa Indonesia pernah menggunakan beberapa macam ejaan. Mulai tahun 1901, penulisan bahasa Indonesia (waktu itu masih bernama bahasa Melayu) dengan abjad Latin mengikuti aturan ejaan yang disebut Ejaan van Ophusyen. Peraturan ejaan itu digunakan sampai bulan Maret 1947, yaitu ketika dikeluarkan peraturan ejaan yang baru oleh Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan, Mr. Soewandi- dengan Surat Keputusan No. 264/Bhg. A. tanggal 19 Maret 1947 (kemudian diperbaharui dengan lampiran pada Surat Keputusan tanggal 1 April 1947, No. 345/Bhg. A). Peraturan ejaan yang baru itu disebut Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
Pada saat ini bahasa Indonesia menggunakan ejaan yang disebut Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan mulai Agustus 1972, setelah diresmikan di dalam pidato kenegaraan Presiden Suharto pada tanggal 16 Agustus 1972. Penjelasan lebih lanjut mengenai aturan ejaan itu dimuat dalam (Pedoman Umum) Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan dilampirkan pada Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0196?U/1975, tanggal 27 Agustus 1975. Di dalam pedoman itu diatur hal-hal mengenai
(1)               Pemakaian huruf,
(2)               Penulisan huruf,
(3)               Penulisan kata,
(4)               Penulisan unsur serapan dan,
(5)               Tanda baca.
Berikut ini disajikan beberapa segi yang dirasakan belum mantap mengenai penerapan aturan ejaan seperti yang dikemukakan di dalam pedoman itu, yaitu beberapa hal yang menyangkut pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata dan penulisan unsur serapan.
  1. Pemakaian Huruf
    1. Abdjad
Di dalam Abjad bahasa Indonesia ada 26 huruf yang digunakan, yaitu sebagai berikut :

Huruf                          Dibaca                        Huruf                           Dibaca
A                                 a                                                                                 
B                                 be                                O                                 o
C                                 ce                                 P                                  pe
D                                 de                                Q                                 ki
E                                  e                                  R                                 er
F                                  ef                                 S                                  es
G                                 ge                                T                                  te
H                                 ha                                U                                 u
I                                   i                                   V                                 fe
J                                   je                                 W                                we
K                                 ka                                X                                 eks
L                                  el                                 Y                                 ye
M                                 em                               Z                                  zet
N                                 en                                                                   
Singkatan kata (termasuk singkatan kata asing) yang dibaca huruf demi huruf dilafalkan menurut bahasa Indonesia. Seperti :

Singkatan                             Dibaca                              Bukan Dibaca
ABC                                     a-be-ce                               e-bi-ci
BBC                                     be-be-ce                             bi-bi-ci
ICCU                                   i-ce-ce-u                            a-si-si-yu
IGGI                                    i-ge-ge-I                            ai-ji-ji-ai
IUD                                      i-u-de                                 ai-yu-di
LCC                                     el-ce-ce                              el-si-si
LPG                                     el-pe-ge                             el-pi-ji
YMCA                                 ye-em-ce-a                         way-em-si-e
MTQ                                    em-te-ki                             em-te-kyu
TV                                        te-fe                                   ti-fi
    1. Pemenggalan Kata pada Kata Dasar

Hal yang terpenting dalam pemenggalan kata pada kata dasar adalah sebagai berikut :
1)      Kalau di tengah kata ada dua buah konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua konsonan itu.

Contoh :          pan-dai                        cap-lok
                        Swas-ta                        Ap-ril

2)      Kalau di tengah kata ada tiga buah konsonan atau lebih, pemenggalannya dilakukan di antara konsonan yang pertama (termasuk ng) dengan yang kedua.
Contoh :          in-stru-men                  bang-krut                     in-tra
                        ul-tra                           ben-trok

3)      Imbuhan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk, dipenggal serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.
Contoh :          la-pang-an                   pel-a-jar
                        Pe-nuh-i                      per-gi-lah
    1. Penulisan Nama Diri

Penulisan nama diri (nama sungai, gunung, jalan, dan sebagainya) disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, kecuali jika ada pertimbangan khusus. Pertimbangan khusus itu menyangkut segi adat, hukum, atau kesejarahan.
Contoh :          Universitas Padjadjaran
                        Universitas Gadjah Mada
                        Dji Sam Su
                        CV Oemar bakrie
                        Soetomo Poedjosoeparmo


  1. Penulisan Huruf

a.      Penulisan Huruf Besar atau Huruf Kapital
Dalam Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan terdapat tiga belas penuisan huruf kapital. Berikut ini disajikan beberapa hal yang masih perlu diperhatikan :
1)       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam menuliskan ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci termasuk kata ganti untuk Tuhan.

Misalnya : Allah
                              Yang Mahakuasa
                              Bimbinglah hamba-Mu
Quran
Injil
atas rahmat-Mu     (bukan atas rahmatMu)
dengan kuasa-Nya            (bukan dengan kuasaNya)
dengan izin_ku      (bukan dengan izinKu)          

Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama untuk menuliskan kata-kata, seperti imam, makmum, doa, puasa, dan misa.

Misalnya : Saya akan mengikuti misa di gereja itu.
                              Ia diangkat menjadi imam mesjid di kampungnya.

2)       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya :  Haji Agus Salim                                  Imam Hanafi
                              Sultan Hasanuddin                  Nabi Ibrahim

Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Benar                                                                   
Ayahnya menunaikan ibadah haji.
Sebagai seorang sultan,  ia tidak bertindak sewenang-wenang.
Salah
Ayahnya menunaikan ibadah Haji.
Sebagai seorang Sultan, tidak bertindak sewenang-wenang.
3)       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya : Gubernur Asnawi Mangku Alam
                              Letnan Kolonel Saladin
Presiden Carazon Aquino
Gubernur Irian Jaya
Rektor Universitas Indonesia
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya :
Sebagai seorang gubernur yang baru, ia berkelilinag di daerahnya untuk berkenalan dengan masyarakat yang dipimpinnya.
(bukan : Sebagai seorang Gubernur yang baru, ia berkelilinag di daerahnya untuk berkenalan dengan masyarakat yang dipimpinnya.)
Hari Senin yang lalu Lenan Kolonel Saladin dilantik menjadi kolonel.

(bukan : Hari Senin yang lalu Lenan Kolonel Saladin dilantik menjadi Kolonel.)
4)       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Misalnya :  bangsa Indonesia
                              suku Sunda
                              bahasa Inggris
Perhatikan pelulisan yang berikut.
                              mengindonesiakan kata-kata asing
                              keinggris-inggrisan
                              kebelanda-belandaan
Perlu kita ingat bahwa yang dituliskan dengan huruf kapital hanya nama bangsa; nama suku, dan nama bahasa, sedangkan kata bangsa, suku, dan bahasa ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya :
Benar                                                        Salah
bangsa Indonesia                          Bangsa Indonesia
suku Melayu                                              Suku Melayu
bahasa Spanyol                             Bahasa Spanyol
5)       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya :
Benar                                                        Salah
tahun Masehi                                             Tahun Masehi
bulan Agustus                                           Bulan Agustus
hari Natal                                      Hari Natal
Perang Candu                                           perang Candu
Proklamasi Kemerdekaan                         proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia                                   Republik Indonesia
6)       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
Misalnya :
Benar                                                        Salah
Teluk Jakarta                                             teluk Jakarta
Bukit Barisan                                            bukit Barisan
Danau Toba                                               danau Toba
Selat Karimata                                          selat Karimata
Sungai Mahakam                          sungai Mahakam                    
Asia Tenggara                                           Asia tenggara
Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut.
Berlayar sampai ke teluk.
Jangan m,andi di danau  yang kotor.
Mereka menyeberangi selat yang dangkal.
7)       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Undang-undang Dasar 1945
Perhatikan penulisan berikut :
Benar
Dia menjadi pegawai di salah sebuah departemen.
Menurut undang-undang, perbuatan itu dapat dijatuhi hukuman setinggi-tingginya lima tahun.

Salah
Dia menjadi pegawai di salah sebuah Departemen.
Menurut Undang-Undang, perbuatan itu dapat dijatuhi hukuman setinggi-tingginya lima tahun.
8)       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
Misalnya :
Kapan Bapak berangkat ?
Apakah itu, Bu?
Surat Saudara sudah saya terima.
Saya akan disuntik, Dok?
Di mana rumah Bu Katarina?
Perhatikan penulisan yang berikut .
Benar
Kita harus menghormati ayah dan ibu kita.
Semua adik dan kakak saya akan berkeluarga.
Kami sendang menunggu Pak Guru.
Rumah Pak Lurah terletak di tengah-tengah desa.
Menurut keterangan Bu Dokter penyakit saya tidak parah.
Salah
Kita harus menghormati Ayah dan Ibu kita.
Semua Adik dan Kakak saya akan berkeluarga.
Kami sendang menunggu pak guru.
Rumah pak lurah terletak di tengah-tengah desa.
Menurut keterangan bu dokter penyakit saya tidak parah.

9)       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya :
Benar
Tahukan Anda bahwa gaji pegawai negeri dinaikkan?
Apakah kegemaran Anda?
Salah
Tahukan anda bahwa gaji pegawai negeri dinaikkan?
Apakah kegemaran anda?
b.      Penulisan Huruf Miring
Huruf miring dalam cetakan, yang dalam tulisan tangan atau ketikan dinyatakan dengan tanda garis bawah, dipakai untuk
(1)         menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan,
(2)         menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata, dan
(3)         menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali kata yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya :
Majalah bahan dan Sarana sangat digemari para pengusaha.
Sudahkan Anda membaca buku Negara Kertagama karangan Prapanca?
Surat kabar Suara dan majalah Massa dapat merebut hari pembacanya.
Nama Latin untuk buah manggis adalah Garcinia Mangostana.
Sebenarnya, bukan saya yang harus mengerjakan hal itu, melainkan dia.
Huruf pertama kata tempe adalah t
  1. Penulisan Kata

Mengenai penulisan kata, yang masih perlu kita perhatikan adalah sebagai berikut.
1.      Awalan di- dan ke- ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Benar                                                        Salah
dikelola                                                     di kelola
ketujuh                                                      ke tujuh
2.      Gabungan kata yang salah satu unsurnya merupakan unsur terikat ditulis serangkai.
Benar                                                        Salah
saptakrida                                      sapta krida
                                                                  sapta-krida
subseksi                                                     sub seksi
                                                                  sub-seksi
nonkolaborasi                                            nonkolaborasi
                                                                  non-kolaborasi
3.      Bentuk dasar berupa gabungan kata yang mendapat awalan atau akhiran ditulis serangkaian atau ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur gabungan kata itu.
Benar                                                        Salah
bertolak belakang                          bertolakbelakang
                                                                  Bertolak-belakang
tanda tangani                                            tandatangani
                                                                  tanda-tangani
mendarah daging                          mendarahdaging
                                                                  mendarah-daging

4.      Bentuk dasar berupa gabungan kata yang sekaligus mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
Benar                                                        Salah
melatarbelakangi                           melatar belakangi
                                                                  melatar-belakangi
menghancurleburkan                     menghancur leburkan
                                                                  menghancur-leburkan
penyebarluasan                              penyebar luasan
                                                                  penyebar-luasan
dibumihanguskan                          dibumi hanguskan
                                                                  dibumi-hanguskan
5.      Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, di antara kedua unsur itu dibubuhkan tanda hubung (-).
Bentuk                                                       Salah
non-Indonesia                                           nonIndonesia
                                                                  non Indonesia
non-Afrikanisme                           nonAfrikanisme
                                                                  non Afrikanisme
6.      Kata ulang dituliskan dengan menggunakan tanda hubung di antara kedua unsurnya.
Benar                                                        Salah
anak-anak                                      anak anak
undang-undang                             undang undang
terus-menerus                                            terus menerus



7.      Kata depan di dan ke ditulis terpisah dri kata yang mengikutinya.
Benar                                                        Salah
di rumah                                        dirumah
ke mana                                         kemana
8.      Kata sandang si ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Benar                                                        Salah
si pengirim                                     sipengirim
si penerima                                                sipenerima
si pemalu                                       sipemalu
si pencuri                                       sipencuri
9.      Partikel per yang berarti ‘tiap’ dan ‘mulai’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului dan mengikutinya. Sebaliknya, per pada bilangan pecahan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Benar                                                        Salah
satu per satu turun                         satu persatu turun
dua pertiga                                                dua per tiga
10.        Singkatan nama gelar sarjana kesehatan, dokter, seringkali dipermasalahkan. Di dalam lingkungan masyarakat muncul singkatan Dr.  untuk dokter (kesehatan) dan DR untuk doktor (purnasarjana). Hal ini tentu saja bertentangan dengan kaidah karena singkatan Dr. diperuntukkan bagi gelar Doktor, sedangkan DR seolah-olah merupakan singkatan kata atau nama yang sama halnya dengan PT (perseroan terbatas), SD (sekolah dasar).


11.        Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf kapital, tidak diikuti tanda titik.
Benar                                                     Salah
DPR                                                       D.P.R
PT                                                           P.T.
SMP                                                       S.M.P
SD                                                          S.D.

12.        Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Benar                                                     Salah
sda.                                                         s.d.a.
ttd.                                                         t.t.d.
yad.                                                        y.a.d.
13.        Lambang kimia, singkatan satuan ukuran timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Benar                                                     Salah
cm                                                          cm.
Rp                                                          Rp.          
km                                                          km.
14.        Akronim nama diri, yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Benar                                                     Salah
Golkar                                                    GOLKAR
Kowani                                                  KOWANI
  1. Penulisan Unsur Serapan
Bahasa Indonesia telah menyerap berbagai unsur dari bahasa lain, baik bahasa daerah maupun dari bahasai asing Sansekerta, Arab, Pertugis, Belanda, Inggris, dan bahasa asing lain.

Berdasarkan cara masuknya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi dua golongan, yaitu (1)  unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia dan (2) unsur asing yang pengucapan dan penulisannyadisesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Untuk keperluan itu telah diusahakan ejaan asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesia masih dpat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dicantumkan aturan penyesuaian itu. Dapat ditambahkan bahwa hal ini terutama dikenakan kepada kata dan istilah yang baru masuk ke dalam bahasa Indonesia, serapan lama yang sudah dianggap umum tidak selalu harus mengikuti aturan penyesuaian tadi.
Berikut ini contoh unsur serapan itu.
Baku                                                          Tidak Baku
apotek                                                       apotik
atlet                                                           atlit
atmosfer                                                    atmosfir
aktif                                                           aktip
aktivitas                                                     aktifitas
arkais                                                         arkhais
arkeologi                                                   arkheologi
akhir                                                          ahir ; akir
akhlak                                                        ahlak
advis                                                          adpis
advokat                                                     adpokat
adjektif                                                      ajektif
asas                                                            azas
asasi                                                           azasi
analisis                                                       analisa
   menganalisis                                              menganalisa
   penganalisisan                                           penganalisaan
ambulans                                                   ambulan
anggota                                                     anggauta
beranggotakan                                           beranggautakan
keanggotaan                                              keanggautaan
balans                                                        balan
definisi                                                      difinisi
depot                                                         depo
diferensial                                                 differensial
ekspor                                                        eksport
ekstrover                                                   ekstrovert
ekuivalen                                                   ekwivalen
esai                                                            esei
formal                                                        formil
Februari                                                     Pebruari
filologi                                                       philologi
fisik                                                           phisik
Foto                                                           photo
frekuensi                                                   frekwensi
film                                                            filem
hakikat                                                      hakekat
hierarki                                                      hirarki
hipotesis                                                    hipotesa
intensif                                                      intensip
insaf                                                          insyaf
ikhlas                                                         ihlas
ikhtiar                                                        ihtiar
impor                                                         import
intriver                                                       introvert
istri                                                            isteri
iktikad                                                       itikad
ijazah                                                         ijasah
izin                                                            ijin
ilustrasi                                                      illustrasi
jenderal                                                     jendral
jadwal                                                       jadual
kartotek                                                     kartotik
komedi                                                      komidi
konkret                                                      konkrit
karier                                                         karir
kaidah                                                       kaedah
khotbah                                                     khutbah
berkhotbah                                                berkhutbah
konsepsional                                              konsepsionil
konferensi                                                 konperensi
kreativitas                                                  kreatifitas
kongres                                                      konggres
kompleks                                                   komplek
katalitas                                                     katalisa
kuantum                                                    kwantum
konsekuensi                                               konsekuwensi
kualifikasi                                                  kwalifikasi
kualitas                                                      kwalitas
kuarsa                                                        kwarsa
kuitansi                                                      kwitansi
kuorum                                                      kworum
kuota                                                         kwota
konfrontasi                                                konfrontir
                  dikonfrontasi                                             dikonfrontir
konsinyasi                                                 konsinyir
dikonsinyasi                                             dikonsinyir
koordinasi                                                 koodinir, kordinir
dikoordinasi                                              dikoordinir
konduite                                                    kondite
kategori                                                     katagori
dikategorikan                                            dikatagorikan
konsesi                                                      konsessi
kelas                                                          klas
klasifikasi                                                  kelasifikasi
linguistik                                                   lingguistik
lazim                                                          lajim
likuidasi                                                     likwidasi
metode                                                      metoda
motif                                                         motip
motivasi                                                     motifasi
masyarakat                                                masarakat
mantra                                                       mantera
manajemen                                                managemen
manajer                                                      manager
massa                                                         masa (orang banyak)
masalah                                                     masaalah
masal                                                         massal
misi                                                            missi
November                                                 Nopember
nasihat                                                       nasehat
penasihat                                                   penasehat
nasionalisasi                                              nasionalisir
dinasionalisasikan                                     dinasionalisir
operasional                                                operasionil
objek                                                         obyek
ons                                                             on
organisasi                                                  organisir
problem                                                     problim
problematik                                               problimatik
positif                                                        positip
produktif                                                   produktip
produktivitas                                             produktifitas
psikis                                                         psikhis
psikologi                                                    psikhologi
paspor                                                        pasport
putra                                                          putera
putri                                                           puteri
produksi                                                    produsir
memproduksi                                            memprodusir
proklamasi                                                 praklamir
diproklamasikan                                        diproklamirkan
profesi                                                       professi
keprofesian                                                keprofessian
profesor                                                     professir
rasional                                                      rasionil
resistans                                                     resistan
rezeki                                                         rejeki
risiko                                                         resiko
sistem                                                        sistim
sistematika                                                sistimatika
sistematis                                                   sistimatis
spesies                                                       spesis
sintetis                                                       sintesa
spiritual                                                     spirituil
subjek                                                        subyek
sintesis                                                       sintesa ; sintese
syakwasangka                                           sakwasangka
syukur                                                       sukur
mensyukuri                                                mensukuri
sah                                                             syah
sahih                                                          syahih
saraf                                                          syaraf
sutera                                                         sutra
standar                                                      standard
standardisas                                              standarisasi
survai                                                         survei
sukses                                                        sakses
teori                                                           tiori
teoretis                                                      teoritis
telegram                                                    tilgram
telepon                                                      tilpun
tradisional                                                 tradisionil
tafsiran                                                      tapsiran
tarif                                                           tarip
teknik                                                        tehnik
teknisi                                                        tehnisi
teknologi                                                   tehnologi
teleks                                                         telek
tripleks                                                      triplek
terampil                                                     trampil
keterampilan                                              ketrampilan
terap                                                          trap
penerapan                                                  penetrapan
transpor                                                     transport
transportasi                                                transportir
teladan                                                      tauladan
                  keteladanan                                               ketauladanan
diteladani                                                  ditauladani
tim                                                             team
terjemah                                                    terjamah
varietas                                                      varitas
wujud                                                        ujud
 berwujud                                                  berujud
 perwuudan                                               perujudan
zaman                                                        jamah
                 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar